JP-NEWS – Pertandingan Serie A antara Atalanta dan Lecce berakhir imbang 1-1 dalam laga yang sarat emosi. Bukan hanya karena permainan sengit yang tersaji, tetapi juga karena suasana duka yang menyelimuti tim tamu. Laga yang awalnya dijadwalkan Jumat ini terpaksa diundur sehari akibat meninggalnya staf medis Lecce, Graziano Fiorita, di usia 48 tahun.
Pertandingan di Bawah Bayang-Bayang Duka

Sebagai bentuk penghormatan dan protes atas pelaksanaan pertandingan dalam waktu singkat setelah tragedi tersebut, Lecce tampil dengan seragam putih polos tanpa logo klub, hanya dihiasi pita hitam dan tulisan "No values, no colours". Momen haru terasa saat para pemain kedua tim mengheningkan cipta sejenak di sekitar jersey bertuliskan "Graziano" sebelum kick-off.
Saling Balas Penalti, Pertandingan Berakhir Imbang
Meskipun kehilangan beberapa pemain kunci seperti Nikola Krstovic, Medon Berisha, Gaby Jean, dan Filip Marchwinski, Lecce tampil cukup agresif. Beberapa peluang emas tercipta, termasuk tendangan Lassana Coulibaly yang memaksa kiper Atalanta, Marco Carnesecchi, melakukan penyelamatan gemilang. Namun, Atalanta juga memberikan perlawanan sengit.
Puncak drama terjadi saat wasit memberikan penalti untuk Lecce setelah bola mengenai tangan Isak Hien. Jesper Karlsson sukses menjalankan tugasnya sebagai algojo dan membawa Lecce unggul 1-0 di menit ke-29.
Atalanta tak tinggal diam. Setelah beberapa peluang emas yang gagal dikonversi menjadi gol, mereka akhirnya mendapatkan hadiah penalti setelah Juan Cuadrado dijatuhkan di kotak penalti. Mateo Retegui sukses menjalankan tugasnya dan menyamakan kedudukan menjadi 1-1 di menit ke-69.
Tabel Statistik Singkat Pertandingan
Berikut tabel singkat statistik pertandingan Atalanta vs Lecce:
Tim | Gol | Tendangan | Tendangan Tepat Sasaran | Posesi Bola |
---|---|---|---|---|
Atalanta | 1 | 15 | 5 | 55% |
Lecce | 1 | 12 | 4 | 45% |
Meskipun beberapa peluang emas masih terbuang sia-sia oleh kedua tim, skor imbang 1-1 bertahan hingga peluit panjang berbunyi. Hasil ini membuat Atalanta tetap berada di peringkat ketiga klasemen sementara Serie A, namun jarak poin dengan pesaing di bawahnya semakin tipis. Pertandingan ini menjadi bukti bahwa sepak bola lebih dari sekadar pertandingan, ia juga tentang penghormatan, solidaritas, dan emosi manusia.