JP-NEWS – Manchester United kembali menelan pil pahit. Konsistensi Setan Merah di Premier League justru terletak pada ketidakkonsistenan permainannya. Musim ini, MU benar-benar terpuruk. Posisi 14 klasemen dengan 14 kekalahan dan hanya 10 kemenangan menjadi bukti nyata. Kekalahan telak 4-1 dari Newcastle United di St James’ Park pada pekan ke-32 (13/4/2025) semakin memperparah keadaan.
Krisis Identitas MU

Dengan 38 poin dari 32 laga, MU hanya mampu mengumpulkan maksimal 50 poin di akhir musim. Ini rekor terburuk mereka di Premier League, jauh di bawah rekor terendah sebelumnya yaitu 58 poin di musim 2021/2022. Gelar Premier League pun masih menjadi mimpi, terakhir kali diraih pada 2013 di era Sir Alex Ferguson. Sejak kepergian sang legenda, Old Trafford seolah kehilangan sentuhan magisnya.
Tak Punya Filosofi Jelas?
Legenda MU, Jaap Stam, memberikan analisis tajam. Ia menilai inkonsistensi Setan Merah selama lebih dari satu dekade ini disebabkan oleh kekurangan filosofi bermain yang jelas. Pergantian manajer, misalnya dari Erik ten Hag ke Ruben Amorim di tengah musim ini, menjadi contoh nyata.
"Sebagai klub besar, Anda butuh filosofi konsisten – sebuah identitas. Klub harus punya cara bermain yang jelas, lalu cari manajer yang sesuai," ujar Stam kepada Daily Mail. Ia menambahkan, "Pemain didatangkan untuk satu manajer, lalu manajer lain datang dan ubah semuanya. Ini cara berpikir yang berbeda."
Stam menyarankan agar MU menetapkan filosofi dan merekrut manajer yang sejalan. Dengan begitu, konsistensi terjaga dan klub tak perlu memulai dari nol setiap pergantian manajer.
Statistik MU Musim Ini
Berikut tabel statistik MU yang menunjukkan betapa buruknya performa mereka musim ini:
Statistik | Jumlah |
---|---|
Pertandingan | 32 |
Menang | 10 |
Kalah | 14 |
Poin | 38 |
Posisi Klasemen | 14 |
Tabel ini responsif dan dapat dilihat dengan baik di berbagai perangkat. Ketidakkonsistenan MU jelas terlihat dari data ini. Apakah perubahan filosofi klub menjadi solusi? Kita tunggu saja kiprah Setan Merah di sisa musim ini.